Jakarta – Mendikbud Nadiem Makarim meluncurkan program sekolah penggerak. Ia berharap program ini dapat mempercepat peningkatan mutu pendidikan di daerah.
“Jadi program sekolah penggerak ini akan mempercepat peningkatan mutu pendidikan di daerah. Sekolah-sekolah penggerak ini harapan ke depannya akan menjadi klinik-klinik bagi sekolah-sekolah di sekitarnya untuk datang dan melakukan mentoring dan e-learning,” kata Nadiem dalam acara peluncuran Merdeka Belajar episode 7: Program Sekolah Penggerak, yang disiarkan di YouTube Kemendikbud, Senin (1/2/2021).
“Karena seperti kita tahu transformasi di semua daerah itu sangat penting adanya tempat-tempat berkonsultasi dan mendapatkan pembelajaran dengan budayanya masing-masing di dalam desanya masing-masing, di dalam kecamatan masing-masing sehingga mereka itu lebih terinspirasi untuk melakukan perubahan,” sambungnya.
Nadiem mengatakan sekolah penggerak merupakan program kolaborasi antara Kemendikbud dan pemerintah daerah. Dalam program sekolah penggerak ini adalah satu program yang holistik, mulai dari SDM proses pembelajaran, perencanaan belajar, penggunaan teknologi dan juga pendampingan pemerintah daerah.
Selain itu ruang lingkup sekolah penggerak tidak hanya sekolah unggulan saja tetapi sekolah negeri, swasta dari tingkat Paud hingga SMA dan SLB. Adapun pendampingan yang diberikan selama 3 tahun dan melanjutkan upaya transformasi secara mandiri.
“Kalau kita bisa mengimajinasi, apa itu sekolah penggerak, sekolah penggerak itu adalah sekolah dimana siswa itu di nomor satu kan dari semua putusan-putusan sekolah, sekolah penggerak adalah sekolah yang memprioritaskan anggarannya terhadap benar-benar peningkatan mutu pengajarannya,” katanya.
“Sekolah penggerak adalah sekolah dimana kepala sekolahnya terus mendatangi ruang kelas dan melakukan observasi pendidikan dan memberikan umpan balik kepada para guru,” imbuhnya.
Nadiem menargetkan tahun 2021 akan ada 2.500 sekolah penggerak. Selanjutnya pada tahun 2022 akan ada 10 ribu sekolah penggerak, dan di tahun ketiga ditargetkan akan ada 30 ribu sekolah penggerak.
“Tahun keempat 40 ribu, harapannya di tahun tahun ke depannya kita akan mencapai mayoritas sampai 100 persen sekolah kita sudah melakukan transformasi sekolah penggerak. Jadi ini sesuai dengan peta jalan pendidikan Indonesia” ujarnya.
“Bahwa ini bukan sekali lagi ini bukan sekolah unggulan, ini bukan nanti jadi sekolah favorit, karena ini dipilih dari berbagai macam level baik dari level tingkat literasinya masih belum memadai tapi kita ingin melihat perubahan yang terjadi melalui proses transformasi ini,” ungkapnya.
Nadiem mengajak kepala sekolah di daerah penyelenggara program sekolah penggerak segera mendaftar sebelum 6 Maret 2021.
Pendaftaran program sekolah penggerak ini dapat dilakukan secara online di https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/pendaftaran-sekolah-penggerak.
“Jadi program ini untuk bergabung tentunya kriteria yang pertama adalah kemauan untuk bergabung, kalau sekolahnya tidak ingin melakukan transformasi yang penuh dengan tantangan maka program ini tidak mungkin sukses,” kata Nadiem.