• Thu. Nov 7th, 2024

UT PRAWIRA

Making Higher Education Open to All

GeNose Mampu Deteksi yang Baru Terpapar Covid-19 dalam 2 Hari

Feb 3, 2021

Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan satu unit GeNose C19 mampu melakukan 100 ribu kali tes untuk skrining Covid-19. 

Menurut Menristek, alat yang memanfaatkan kecerdasan artifisial tersebut dinilai mampu mendeteksi seseorang yang baru dua hari terpapar virus Corona penyebab Covid-19. Sementara, tes PCR atau rapid antigen belum mampu mendeteksi pada periode yang sama.

“Membutuhkan waktu kurang dari 3 menit untuk mengetahui hasilnya (skrining Covid-19 menggunakan GeNose). Dan yang tidak kalah penting adalah harga pengetesan. Harga total dari mesinnya itu sekitar Rp 60 juta, tetapi bisa dipakai untuk 100.000 kali tes. Itu artinya sangat memudahkan penumpang untuk bergerak tanpa diberatkan oleh  uang yang harus dikeluarkan,” kata Menristek dalam kunjungannya ke Stasiun Pasar Senen yang ditayangkan secara virtual, Jakarta, Rabu (3/2/2021). 

Kunjungan tersebut dalam rangka pemberlakuan layanan GeNose C19, “hidung elektronik” atau alat pengendus yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Menristek juga didampingi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. 

“Saya mengapresiasi Pak Menhub yang sudah memberikan dukungan dan melakukan pertama kali di kereta api di Stasiun Pasar Senen ini dengan harapan nantinya bisa dipergunakan lebih luas. Dan saya mengapresiasi bahwa pemakaiannya ini bertahap sambil kita menyempurnakan sistem dan prosedurnya,” tutur Bambang seperti dilansir Antara. 

Penerapan tes menggunakan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Yogyakarta, rencananya diberlakukan mulai 5 Februari 2021. Setelah itu akan diimplementasikan di bandara.

GeNose merupakan salah satu produk inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN.

Hasil tes dari GeNose tergolong cepat, yakni kurang dari tiga menit dan digunakan sebanyak lebih dari 100 ribu kali. Alat ini juga mampu mendeteksi volatile organic compound (VOC) yang terkandung dalam embusan napas seseorang.

GeNose sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sudah diuji validitasnya terhadap tes berbasis PCR pada hampir 2.000 sampel.
Ada pun tingkat akurasi yang dimiliki GeNose, 93-95 persen, sensitivitas 89-92 persen, dan spesifitas 95-96 persen.

“Karena GeNose ini menggunakan pendekatan yang namanya kecerdasan artifisial, maka mesin ini akan selalu memperbaiki akurasi dari pemeriksaan. Jadi semakin banyak dipakai semakin akurat dan selalu di-update oleh tim dari UGM yang merupakan penemu dari mesin GeNose ini,” ujar Menristek.

Kirim Pesan
Admin UT Prawira